Ini dia dilemma para jobseeker, merasa mempunyai
kemampuan tapi selalu gagal di psikotest. Intinya psikotest dan interview
adalah cara menyeimbangkan skill dengan personality, perusahaan akan mencari
karyawan yang punya skill plus kesamaan pandangan atau attitude. Tapi yang
menjadi penilaian besar bukan pada skill namun lebih pada personality.
Skill bisa dilatih melalui training tapi personality dan attitude
sulit disesuaikan bahkan dirubah.
Psikotest di negara Indonesia memang begitu adanya, lebih
mementingkan personality dari pada kapabilitas. Lain halnya di Negara maju
macam Amrik dan eropa, skill is number one meanwhile attitude and
personality second event third. Yang penting lo bisa menghasilkan buat
perusahaan, mau galak, judes atau pendiem nggak masalah.
Jadi jangan heran kalau di kantor suka nemu orang yang nggak
produktif bahkan nggak capable tapi tetap di gaji. Bahkan karyawan yang
nggak produktif dan capable namun luwes bisa dapet promosi.
Sebaliknya kalau kalian pernah kerja di perusahaan asing, sering banget nemu
karyawan yang skillfull tapi attitudenya amburadul, suka mabok,
nggak pernah nyapa, individualisme.
Beda budaya, beda pula psikotestnya.
Jadi masuk universitas bergengsi menjamin dapet kerja? Atau
menjamin masa depan? Gue bilang sekarang bukan jamannya seperti itu. HRD udah
nggak lihat kamu dari mana! Prestise universitas negeri bahkan Universitas
Indonesia sekalipun sama sekali nggak berpengaruh, semenjak banyak universitas
negeri ternama yang kian tidak menjadi eklusif dengan banyak menampung
mahasiswa non SPMB (jangan bilang namanya udah berubah?) dengan jalur khusus,
kelas favorite atau apalah.
Satu-satunya harapan adalah ikatan alumni yang biasanya
masih fanatic untuk menerima jobseekers dari almamaternya. Contohnya
adalah ITB yang ikatan almamaternya sangat kuat dan sangat berpengaruh, nama
besar ITB masih amat menyilaukan banyak perusahaan untuk merekrut lulusannya.
Semua orang tahu masuk ITB sulit bahkan ikut jalur khususnya yang kudu nyelipin
duit puluhan juta saja bukan jaminan, karena tesnya sama sulitnya dengan SPMB
(masihkah namanya ini?) Sementara universitas lain jalur khususnya cincai
selama mampu menyanggupi, ya masuklah.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak. trimakasih